Minggu, 18 Juli 2010

Pelupa atau pengingat??

Manusia seringkali lupa akan sesuatu. Terutama hal-hal yang baik.

Seperti kisah bangsa Israel. Tuhan sudah menyatakan kehadiranNya dan pertolonganNya berkali-kali tapi mereka seringkali lupa. Yang pertama di saat 10 tulah mengenai rakyat Mesir, tp mereka tidak kena. Lalu saat mereka dikejar laskar Mesir, di hadapan mereka hanya laut Teberau, dan mereka menyaksikan laut itu terbelah menjadi dua dan mereka bs menyeberang, setelah itu saat laskar mesir menyeberang laut itu menenggelamkannya. Lalu saat Tuhan memberikan tiang awan dan api untuk melindungi mereka, saat Tuhan memberikan roti manna untuk makan mereka, dll.
Begitu banyak, dan dari peristiwa itu terlihat jelas bahwa setiap kali mereka menghadapi persoalan, Tuhan memberikan kelepasan dan jalan keluarnya. Tapi yang terjadi pd bangsa Israel justru mereka seringkali ketakutan dan bersungut-sungut.
Dikisahkan bahwa setelah mereka dibebaskan dari Laut Teberau, ketika itu percayalah mereka dan menyanyikan puji-pujian kepadaNya. Tapi setelah itu mereka segera melupakan perbuatan-perbuatanNya dan tidak menantikan nasihatNya. Mereka menyembah patung dan anak lembu emas di Horeb. Begitu menyedihkan.

Cerita 12 murid, dan Daud jg bisa menggambarkan bahwa manusia suka lupa akan pertolongan yang sudah Tuhan berikan.
Bagaimana dengan anda? apakah anda seorang pelupa atau pengingat?

Pada umumnya, seringkali kehidupan rohani kita bertumbuh, masalah yang timbulpun bertumbuh besar pula, dan dibutuhkan pengenalan dan pengalaman bersama Tuhan yang semakin bertumbuh juga.
Tetapi sayangnya kita seringkali bukan bertumbuh, melainkan melupakan pertolonganNya yg kemarin, seperti seolah-olah hari kemarin ya kemarin dan tidak mempengaruhi hari esok. Dan yg kita alami adalah memulai dari level 1 lagi, bukan bertumbuh.
Oleh sebab itu, betapa baiknya jika kita terdorng untuk menjadi pengingat kebaikanNya, seperti yg dtuliskan di kitab Mazmur 63:7-8 "apabila aku ingat kepadaMu di tempat tidurku, merenungkan engkau sepanjang kawal malam, sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalan naungan sayapMu aku bersorak-sorai."

Menulis jurnal rohani itu adalah sebuah ide untuk menuliskan segala hal yang kita rasakan kepada Tuhan. Seringkali saya pribadi saat berdoa kurang fokus, dan saat menulis rasanya lebih fokus.
Kita bisa menulis seperti layaknya kita berdoa, menuliskan kefrustasian dan kekesalan kita, pemikiran-pemikiran dan ide-ide kita, masalah-masalah pribadi dan jg doa untuk orang yang kita ingin doakan, serta yg paling penting, pertolongan dan kehadiran Tuhan yang kita alami.

Dengan mengingat apa yang kita alami kemarin, kita dapat memanfaatkan sumber-sumber dari masa lalu untuk menghadapi yg akan datang.
Stelah setiap hari kita menuliskannya , kita bisa membaca kembali jurnal kita di akhir bulan. Atau setelah beberapa tahun lagi kita membaca apa yang kita pernah alami, Banyak hal yang terlupa dan saat membaca kembali kita senantiasa mengingat kasih setia Allah, dan kepercayaan kita kepada Tuhan senantiasa ditumbuhkan.

Tidak ada ruginya menulis jurnal rohani bukan?

2 komentar:

  1. Pengingat atau pelupa?
    great note..straight to the point..nancep ke hati.
    satu lagi, hal terpenting dari menulis jurnal rohani adalah ada hidup yang diubahkan, baik yang menulis maupun yang membaca..gbu danz.

    -Levites-

    BalasHapus
  2. perlu sekali.
    great!

    BalasHapus